Sabtu, 19 Desember 2015

Artikel-Karakter dan Perilaku Orang Jepang Dalam Bekerja-Abdul Rahman


Karakter dan Perilaku Orang Jepang Dalam Bekerja   
Apa yang dilakukan dan bagaimana perilaku masyarakat Jepang sehingga mampu menjadikan negaranya sebagai negara yang sangat maju, sejahtera dan dikagumi oleh banyak negara di Eropa terlebih lagi di Asia?
Jepang telah mematahkan pemikiran “bahwa suatu negara tidak akan mampu maju kalau sumber daya manusia dan alamnya kurang.” Meskipun Jepang termasuk negara yang kurang sumber daya manusia dan alamnya tapi Jepang mampu bangkit dan maju dengan manfaatkan yang ada dan mengembangkannya penuh semangat. Sejak zaman Meiji, yaitu sekitar pada tahun 1868, Jepang telah mengirim orang-orangnya ke berbagai negara untuk mencari sesuatu yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan.
Adapun karakter dan perilaku orang Jepang yang telah membuat Jepang maju dan sejahtera seperti sekarang ini, yaitu orang Jepang sangat hati-hati dan serius saat mengerjakan sesuatu, sehingga kesalahan dalam bekerja dapat dihindari. Orang Jepang selalu mengakui dan meminta maaf setiap melakukan kesalahan. Dan bersedia menerima hukuman dari akibat kecerobohannya. Contohnya, jika orang Jepang tidak sengaja memecahkan piring, dia akan segera mengatakan “mohon maafkan saya” atau “saya menyesal atas kejadian ini” dan dengan penuh tanggung jawab kemudian berkata “itu adalah kesalahan saya” sikap seperti ini merupakan sikap yang baik. Dan bahkan melakukan harakiri jika akibat dari kesalahannya sangat besar. Namun kebanyakan orang di negara lain melakukan sebaliknya, tidak meminta maaf, tidak menyesal dan tidak mengakui kesalahannya.
Semangat kerja keras dan pantang meyerah. Kebanyaakan perusaahan di Jepang menerapkan system tujuh sebelas, bekerja mulai jam tujuh pagi sampai jam sebelas malam.  Istri-istri di Jepang merasa senang jika suaminya pulang malam saat bekerja. Berbeda dengan istri-istri di Indonesia, mereka akan marah jika suaminya pulang malam saat bekerja, karena mereka mencurigai suaminya selingkuh.
Orang Jepang juga suka kerja kelompok, karena mereka punya pemikiran semua pekerjaan akan lebih mudah dan cepat selesai jika pekerjaan dikerjakan secara bersama-sama. Mereka bersatu untuk mencapai tujuan.
Orang Jepang sangat setia pada pekerjaannya, mereka akan bersunggu-sungguh dengan pekerjaan yang mereka geluti. Di Jepang jarang ditemukan orang-orang yang suka berpindah-pindah pekerjaan. Mereka tidak suka membuang-buang waktu dan mengerjakan hal yang sia-sia. Saat mereka bekerja, mereka fokus bekerja, ketika istrahat, mereka memanfaatkan waktu istirahat dan begitupun jika waktu libur tiba, mereka akan bersenang-senang.
Di Jepang menerapkan budaya malu, sehingga mereka sangat disiplin. Orang Jepang akan merasa malu jika datang terlambat ke tempat kerja, jika tidak menyelesaikan pekerjaan, jika melanggar aturan, dan jika tidak mengalami peningkatan dalam bekerja. Budaya malu ini yang mendorong Jepang untuk terus maju.
Dalam kehidupan sehari-hari di tempat kerja maupun di rumah, orang Jepang juga menerapkan 5R, yaitu Ringkas, maksudnya menyingkirkan barang yang tidak diperlukan. Rapi yaitu membenahi tempat penyimpanan barang.  Resik yaitu mengatur dan melaksanakan prosedur kebersihan harian. Rawat yaitu mempertahankan ringkas, rapi, dan resik. Kemudian Rajin, yaitu melakukannya setiap hari sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Ketika di perusahaan terjadi pengurangan karyawan, kemudian terjadi pemutusan hubungan kerja, maka pemerintah di Jepang akan segera menghubungi perusahaan lain yang membutuhkan karyawan. Cara seperti inilah yang dilakukan pemerintah Jepang sehingga masyarakatnya kurang yang pengangguran.
Karakter  dan perilaku seperti ini diterapkan secara turun temurun oleh orang Jepang, sehingga Jepang mampu maju, dari dari yang terendah sampai tertinggi sepeti sekarang ini. Tentunya kita sebagai masyarakat Indonesia yang masih dalam tahab berkembang bisa juga menerapkan karakter dan perilaku seperti apa yang telah di contohkan masyarakat Jepang. Mari kita awali dari kesadaran pribadi kita untuk melihat Indonesia yang lebih baik.