Karakter dan Perilaku
Orang Jepang Dalam Bekerja
Apa
yang dilakukan dan bagaimana perilaku masyarakat Jepang sehingga mampu
menjadikan negaranya sebagai negara yang sangat maju, sejahtera dan dikagumi
oleh banyak negara di Eropa terlebih lagi di Asia?
Jepang
telah mematahkan pemikiran “bahwa suatu negara tidak akan mampu maju kalau
sumber daya manusia dan alamnya kurang.” Meskipun Jepang termasuk negara yang
kurang sumber daya manusia dan alamnya tapi Jepang mampu bangkit dan maju
dengan manfaatkan yang ada dan mengembangkannya penuh semangat. Sejak zaman
Meiji, yaitu sekitar pada tahun 1868, Jepang telah mengirim orang-orangnya ke
berbagai negara untuk mencari sesuatu yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan.
Adapun
karakter dan perilaku orang Jepang yang telah membuat Jepang maju dan sejahtera
seperti sekarang ini, yaitu orang Jepang sangat hati-hati dan serius saat
mengerjakan sesuatu, sehingga kesalahan dalam bekerja dapat dihindari. Orang
Jepang selalu mengakui dan meminta maaf setiap melakukan kesalahan. Dan
bersedia menerima hukuman dari akibat kecerobohannya. Contohnya, jika orang Jepang
tidak sengaja memecahkan piring, dia akan segera mengatakan “mohon maafkan
saya” atau “saya menyesal atas kejadian ini” dan dengan penuh tanggung jawab
kemudian berkata “itu adalah kesalahan saya” sikap seperti ini merupakan sikap
yang baik. Dan bahkan melakukan harakiri jika akibat dari kesalahannya sangat
besar. Namun kebanyakan orang di negara lain melakukan sebaliknya, tidak
meminta maaf, tidak menyesal dan tidak mengakui kesalahannya.
Semangat
kerja keras dan pantang meyerah. Kebanyaakan perusaahan di Jepang menerapkan
system tujuh sebelas, bekerja mulai jam tujuh pagi sampai jam sebelas
malam. Istri-istri di Jepang merasa
senang jika suaminya pulang malam saat bekerja. Berbeda dengan istri-istri di
Indonesia, mereka akan marah jika suaminya pulang malam saat bekerja, karena
mereka mencurigai suaminya selingkuh.
Orang
Jepang juga suka kerja kelompok, karena mereka punya pemikiran semua pekerjaan
akan lebih mudah dan cepat selesai jika pekerjaan dikerjakan secara
bersama-sama. Mereka bersatu untuk mencapai tujuan.
Orang
Jepang sangat setia pada pekerjaannya, mereka akan bersunggu-sungguh dengan
pekerjaan yang mereka geluti. Di Jepang jarang ditemukan orang-orang yang suka berpindah-pindah
pekerjaan. Mereka tidak suka membuang-buang waktu dan mengerjakan hal yang
sia-sia. Saat mereka bekerja, mereka fokus bekerja, ketika istrahat, mereka memanfaatkan
waktu istirahat dan begitupun jika waktu libur tiba, mereka akan
bersenang-senang.
Di
Jepang menerapkan budaya malu, sehingga mereka sangat disiplin. Orang Jepang
akan merasa malu jika datang terlambat ke tempat kerja, jika tidak
menyelesaikan pekerjaan, jika melanggar aturan, dan jika tidak mengalami
peningkatan dalam bekerja. Budaya malu ini yang mendorong Jepang untuk terus
maju.
Dalam
kehidupan sehari-hari di tempat kerja maupun di rumah, orang Jepang juga menerapkan
5R, yaitu Ringkas, maksudnya menyingkirkan barang yang tidak diperlukan. Rapi
yaitu membenahi tempat penyimpanan barang. Resik yaitu mengatur dan melaksanakan prosedur
kebersihan harian. Rawat yaitu mempertahankan ringkas, rapi, dan resik.
Kemudian Rajin, yaitu melakukannya setiap hari sehingga menjadi suatu
kebiasaan.
Ketika
di perusahaan terjadi pengurangan karyawan, kemudian terjadi pemutusan hubungan
kerja, maka pemerintah di Jepang akan segera menghubungi perusahaan lain yang
membutuhkan karyawan. Cara seperti inilah yang dilakukan pemerintah Jepang
sehingga masyarakatnya kurang yang pengangguran.
Karakter
dan perilaku seperti ini diterapkan
secara turun temurun oleh orang Jepang, sehingga Jepang mampu maju, dari dari
yang terendah sampai tertinggi sepeti sekarang ini. Tentunya kita sebagai
masyarakat Indonesia yang masih dalam tahab berkembang bisa juga menerapkan
karakter dan perilaku seperti apa yang telah di contohkan masyarakat Jepang.
Mari kita awali dari kesadaran pribadi kita untuk melihat Indonesia yang lebih
baik.