Perbedaan Pengaderan
Mahasiswa Baru (MABA) di Indonesia dengan Negara Maju
Pengaderan
artinya proses, cara, pembuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi
kader. Kader adalah orang yang diharapkan memegang penting dalam pemerintahan,
partai, kelompok, dsb (KBBI: 2008).
Seperti yang telah kita ketahui
bahwa sebelum kita masuk atau bergabung di organisasi, sekolah, atau
universitas, biasanya dilakukan pengaderan. Pengaderan ini dilakukan untuk
memperkenalkan lingkungan kepada mahasiswa baru, orang-orang yang ada di dalam,
maupun saling memperkenalkan sesama mahasiswa baru. Tujuan utama pengaderan
sebenarnya adalah menghasilkan kader-kader yang berkualitas, mampu bersaing dan
berprestasi, dan mampu mewujudkan visi misi organisasi. Perkembangan atau
kemajuan suatu organisasi kedepannya sangat ditentukan oleh hasil
kader-kadernya yang akan berperan sebagai penerus.
Di indonesia sangat banyak
organisasi, sekolah, dan universitas. Semua menerapkan cara pengaderan yang
berbeda-beda, dan biasanya melakukan cara pengaderan seperti apa yang telah
dijalaninya atau dirasakanya. Jika senior mengadernya secara keras dan kasar
maka cara itu juga yang akan diterapkan kepada juniornya. Dapat dilihat dan
diketahui di madia, baik media elektronik maupun media cetak tentang
pengaderan-pengaderan di Indonesia. Proses pengaderan di Indonseia masih banyak
yang berdampak negatif, seperti terjadinya, pem-bully-an, perkelahian, tawuran, penyiksaan yang berujung maut dan
tindakan kekerasan lainnya. Anggota atau mahasiswa baru dihilangkan hak
asasinya dan harus memenuhi kewajibannya sebagai anggota atau mahasiswa baru
untuk menaati semua aturan yang telah ditetapkan.
Sangat disayangkan dan
memprihatinkan jika dalam pendidikan menganut konsep pengkaderan yang menjajah.
Mental penjajah di Indonesia mungkin masih sulit dihilangkan, hal ini dapat
dilihat dari keluhan-keluhan anggota, siswa, mahasiswa baru dan orang tua.
Mereka harus menyiapkan berbagai perlengkapan dan harus melakukan apa yang
diperintahkan meskipun itu tidak mendidik. Berpakaian yang tidak wajar seperti
rambut, kepala, dan tangan diikat pita warna-warni, tali sepatu diganti dengan
tali rapia, tas dari kardus, selempang dari daun, kalung dari perment dan
lain-lain. Jika tidak melakukan apa yang telah diperintahakan maka akan dihukum
dan di-bully di depan orang banyak. Orang
yang tidak berpendidikan akan tertawa melihat orang yang berpendidikan
berpenampilan seperti itu.
Berbeda
dengan cara pengaderan yang ada luar negeri. Ada seorang teman yang kuliah di luar
negeri, Dia menceritakan saat Dia menjadi mahasiswa baru (MABA) di sana. Selama
masa pengaderannya, Dia tidak pernah mengalami tindak kekerasan atau perlakuan
buruk dari seniornya. Dia hanya diberi tugas untuk membuat orang di sekitarnya
bahagia atau membantu orang lain sebanyak dua puluh orang dalam sehari. Dia
membantu nenek-nenek menyembang jalan, membantu orang lain mengangkat barang,
membersihkan WC, dan bahkan mendatangi tempat panti asuhan atau panti jompo dan
membuat orang-orangnya tersenyum.
Itulah
yang membedakan pengaderan di Indonesia dengan negara maju. Jadi sikap kita
agar sejajar dengan negara maju adalah harus mengubah sikap salah yang dianggap
benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar